Rabu, 04 November 2015

Tulisan 2 Perilaku Konsumen

PIALA PRESIDEN VS ASAP RIAU

Minggu, 18 Oktober 2015 21:33 WIB
Hadapi Final Piala Presiden Jakarta Siaga 1, Warga Riau Merasa Kecewa

PEKANBARU, DELIKRIAU – Mengatisipasi saat pertandingan final Piala Presiden, mala ini, Polda Metro Jaya memberlakukan status siaga 1 dengan mengerahkan puluhan ribu aparat keamanan. Sikap pihak kepolisian ini kontan menimbulkan reaksi negatif masyarakat Sumatera dan Kalimantan yang hingga kini masih berjuang melawan asap.

Tak heran jika kemudian meme sindiran pun muncul di media sosial yang membandingkan status Jakarta dengan status kabut asap yang telah membuat rakyat Sumatera dan Kalimantan sengsara.

“Jadi semakin tinggi jabatanmu! Bukan untuk menyepelekan masyarakat yang ada dibawahmu! Pertandingan BOLA bisa siaga 1, kami menghirup oksigen gratis yang diberikan tuhan kau biarkan terkontaminasi.” Kritik netizen Pekanbaru, Harini.

Kekesalan lain juga diungkapkan Azizon atas respon berlebihan pihak negara untuk mengamankan pertandingan sepak bola antar kampong tersebut. Bahkan Azizon sampai membuat puisi yang berjudul “KAU ANGGAP APA KAMI INI, HOI “JAKARTA”?

Netizen lain, Fakhrurozi pun mendoakan agar asap menyerbu Jakarta agar Presiden dan pejabat negara ikut merasakan derita warga Sumatera dan Kalimantan. “Semoga saja tuhan berkehendak dan memindahkan asap Sumatera dan Kalimantan ke Jakarta dan Jawa. Mari kita sama nikmati ya”.

Wali Kota Bandung Riwan Kamil sempat menyindir persiapan menyambut final Piala Presiden 2015 ini seperti akan menyambut perang. “saya kalau boleh minta, Pak Kapolda, kalau bisa jangan setiap tahun seperti ini. Kita seperti akan menghadapi perang saja. Padahal, ini sepak bola, seharusnya dihadapi dengan kegembiraan, bukan dengan ketakutan,” ujarnya.(sab@)


Tanggapan pribadi

Seperti yang sudah kita ketahui, ramai diperbincangkan masalah final Piala Presiden dan juga kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Hal tersebut mengundang reaksi negatif semua masyarakat Indonesia terutama masyarakat Sumatera dan Kalimantan  terhadap kinerja pemerintah dalam menanggapi peristiwa tersebut.

Untuk menanggapi kedua masalah diatas, sebaiknya kita tidak terburu-buru untuk langsung menghujat kinerja pemerintah yang terkesan cuek-cuek saja terhadap peristiwa yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Mari kita telaah sedikit apakah pemerintah memang patut disalahkan.

Pertama saya melihat kasus final Piala Presiden. Apakah memang perlu memberlakukan siaga satu? Karena menurut bapak Walikota Bandung bapak Ridwan Kamil, “seperti kita akan menghadapi perang saja.”. Terlebih lagi biaya yang dikeluarkan tidaklah murah. Seperti yang dikutip bolaliga.org, biaya yang dikeluarkan untuk mengamankan acara tersebut diperkirakan lebih dari 5 milyar. Sungguh nominal yang fantastis bagi sebuah keamanan turnamen sepakbola dalam negeri.

Berikutnya mari melihat kasus kabut asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Seperti kita ketahui, kabut asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan merupakan kejadian musiman. Karena musiman, sudah pasti kebakaran tersebut terjadi berulang-ulang. Belum lagi peristiwa tersebut melibatkan beberapa perkebunan kelapa sawit di Sumatera yang merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Apakah hal tersebut tidak terasa janggal? Kok bisa? Menurut beberapa sumber kejadian tersebut melibatkan peran perusahaan kelapa sawit sebagai cara untuk “buka lahan”. Hal tersebut jelas illegal dan dapat dijerat hukuman sesuai UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dari kedua kasus diatas, dapat saya simpulkan bahwa pertama, pemerintah perlu untuk mengamankan jalannya final Piala Presiden untuk mengamankan kemungkinan hal terburuk yang akan terjadi. Tetapi, tindakan tersebut sangat berlebihan dan rasanya tidak perlu. Mungkin dana yang berlebihan itu dapat dialokasikan untuk membantu para korban bencana kabut asap yang melanda sumatera dan Kalimantan.

Kedua, seharusnya pemerintah bertindak tegas dan lugas dalam menindak lanjuti perusahaan-perusahaan yang terbukti bersalah yang mengakibatkan menjalarnya titik api di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan agar tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat.

Marilah kita saling membantu untuk menyelesaikan masalah yang sedang melanda Indonesia. Jangan berpikir sebelah mata, buka mata lebar-lebar, saling membantu dan jangan saling menjatuhkan.



 Sumber:




http://bolaliga.org/fantastisbiaya-keamanan-final-piala-presiden-diperkirakan-lebih-dari-5-milyar/



http://news.okezone.com/read/2015/10/09/337/1229136/korporasi-aktor-utama-penyebab-bencana-kabut-asap


Tidak ada komentar:

Posting Komentar