Budaya Sumatra
Barat
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau yang membentang dari
Sabang sampai Marauke. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak suku yang
bereagam dan sudah pasti memiliki adat dan budaya yang beragam pula. Saya
sendiri merupakan keturunan padang dan jawa. Namun yang akan saya bahas adalah
kebudayaan dari Sumatra Barat.
Pada
awalnya Kota Padang hanyalah sebuah perkampungan nelayan yang disebut Kampung Batung.
Semenjak kekuasaan diberikan kepada pemerintah Hindia Belanda, kebudayaannya
pun berubah, mulai dari tempat yang tradisional menjadi pasar yang modern.
Akhirnya terdapat perbedaan strata yang membedakan masyarakat pendatang dan
rakyat pribumi. Kemudian terdapat beberapa suku yang berbahasa minangkabau dan
berbeda disetiap daerahnya.
Tradisi adat
(kebudayaan Padang)
Salah
satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan dalam upacara pemakaman masih
dilaksanakan pada salah satu kecamatan di Sumatra Barat. Di beberapa kecamatan
ada yang menyebut tradisi ini dengan nama tradisi Silat Pauh (Silek Pauah).
Selain itu di kota Padang juga terdapat beberapa pantai, salah satunya adalah
Pantai Air Manis. Disana terdapat kisah Malin Kundang.
Kemudian
selanjutnya ada “Tabuik” (Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka
memperingati Asyura, gugurnya Imam Husyain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh
masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatra Barat, khususnya di Kota
Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama
prosesi upacara tersebut. Walaupun awalnya merupakan upacara Syi’ah, akan
tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara
serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.
Makanan Khas
Padang
Dalam
dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran
Padang. Masakan Padang yang terkenal dengan citarasa yang pedas dapat ditemukan
hamper di seluruh penjuru Nusantara, dan dapat ditemukan juga di luar negeri.
Beberapa contoh makanan dari Sumatra Barat yang sangat populer adalah Rendang,
Sate Padang, Dendeng Balado, Ayam Pop, Soto Padang, dan Bubur Kampiun. Selain
itu Sumatra Barat juga memiliki ratusan resep seperti Galamai, Wajik, Kipang Kacang,
Bareh Randang, Dakak-dakak, Rakik Maco, Karupuak Balado dan Karupuak Sanjai.
Makanan ciri khas di Padang untuk dijadikan buah tangan bengkuang dan karupuak
balado.
Rumah adat
Rumah
adat Padang (Sumatra Barat) disebut Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap
tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini
disebabkan oleh orang terdahulu yang datang dari laut hanya tahu bagaimana cara
membuat kapal. Rancangan kapal inilah yang ditiru dalam membuat rumah. Rumah
adat juga tidak memakai paku tapi memakai pasak kayu. Ini disebabkan daerah
Sumatra Barat rawan terhadap gempa, baik vulkanik maupun tektonik. Jika dipasak
dengan kayu setiap ada gempa akan semakin kuat mengikatnya.
Senjata
Tradisional
Senjata
tradisional Padang (Sumatra Barat) adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh
kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai
bagi mempelai pria. Berbagai jenis tombak, pedang panjang dan sumpit juga
dipakai oleh raja-raja Minangkabau dalam menjaga diri mereka.
Organisasi
Sosial
Sistem
sosial masyarakat Padang yang matrilineal, yaitu suatu sistem sosial yang
mengikuti garis keturunan dari pihak ibu. Suatu sistem sosial yang termasuk
langka didunia ini sehingga menarik minat para ahli dan peneliti. Sistem
matrilineal menurut ahli antropologi merupakan suatu sistem sosial masyarakat
tertua yang telah lahir jauh sebelum lahirnya sistem patrilineal yang
berkembang sekarang.
Sistem
ini akan tetap kuat dan berlaku dalam masyarakat Minangkabau sampai sekarang,
dia tidak akan mengalami evolusi, sehingga menjadi sistem patrilineal. Sistem
ini menjadi langgeng dan mapan karena sistem ini memang sejiwa dengan adat
Minangkabau yang universal, yang meliputi seluruh segi kehidupan manusia, baik
kehidupan secara individu maupun kehidupan bermasyarakat.
Sistem
kekerabatan di Padang (Minangkabau) adalah sebagai berikut :
1.
Keturunan
dihitung menurut garis ibu
2.
Suku
dibentuk menurut garis ibu
3.
Pembalasan
dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku
4.
Kekuasaan
di dalam suku, menurut teori terletak di tangan ibu tetapi jarang dipergunakan
5.
Tiap-tiap
orang diharuskan kawin dengan orang luar suku
6.
Yang
sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya
7.
Perkawinan
bersifat matrilokal yaitu suami mengunjungi rumah istri
Garis
keturunan dan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi inti dari sistem
kekerabatan matrilineal ini adalah “paruik”. Setelah masuk islam di Minangkabau
disebut kaum. Kelompok sosial lainnya yang merupakan pecahan dari paruik adalah
“jurai”.
Interaksi
sosial yang terjadi antara seseorang, atau seseorang dengan kelompoknya, secara
umum dapat dilihat pada sebuah kaum. Pada masa dahulu mereka pada mulanya
tinggal dalam sebuah rumah gadang. Bahkan pada masa dahulu didiami oleh
berpuluh-puluh orang. Ikatan batin sesama anggota kaum besar sekali dan hal ini
bukan hanya didasarkan atas pertalian darah saja, tetapi juga di luar faktor
tersebut ikut mendukungnya.
Beberapa
hal yang perlu dikemukakan yang berkaitan dengan perkawinan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Inisiatif
datang dari pihak keluarga perempuan
2.
Calon
menantu cenderung dicari hubungan keluarga terdekat
3.
Setelah
perkawinan suami tinggal di rumah isteri
Tali
keakraban antara keluarga istri dengan keluarga gadang suami setelah perkawinan
dan juga sebaliknya.
Sistem Religi
Mayoritas
penduduk Sumatra Barat beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama
Kristen di Kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha yang pada umumnya adalah
para pendatang.
Bagaimana Cara
Melestarikannya
Melestarikan
budaya dapat kita mulai dari keluarga sendiri yang merupakan kelompok terkecil
dalam masyarakat. Didalam keluarga pasti kita sering menggunakan bahasa daerah
asal kita, dan secara tidak langsung kita telah melestarikan budaya yang kita
miliki. Selanjutnya Padang terkenal dengan makanan yang memiliki rasa pedas
yang khas. Dengan mengkonsumsinya saja kita sudah melestarikannya. Itulah
beberapa contoh cara melestarikan budaya yang dimiliki. Dan yang harus diingat
adalah, dari manapun asal kita budaya yang kita miliki ini harus kita jaga
dengan baik, jangan sampai ditinggalkan apa lagi terlupakan. Karena budaya
merupakan warisan yang tidak ternilai harganya.
Sumber
:
https://stamalia.wordpress.com/2013/12/07/kota-padang-dan-kebudayaannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar