NIKE, PABRIK PENGHASIL KERINGAT
Mengapa demikian? Bukankah NIKE merupakan salah satu brand perlengkapan olahraga terbesar di dunia? Kok mereka menghasilkan keringat? Untuk apa?
Ternyata bukan seperti itu keringat yang dimaksud. Lalu keringat seperti apa? Keringat yang dimaksud disini adalah Sweatshop. Nike termasuk salah satu perusahaan yang terkait dengan kasus Sweatshop.
Apa itu Sweatshop? Sweatshop adalah julukan dari para aktivis untuk pabrik-pabrik yang mereka anggap sangat memeras keringat para pekerjanya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai kondisi kerja yang melanggar hak azasi manusia dan kadang-kadang juga melanggar kebijakan publik.
Di era globalisasi sekarang, proses pembuatan suatu produk tidak harus terletak ditempat produk tersebut berasal. Keadaan seperti ini dilakukan oleh para produsen besar untuk mengincar negara berkembang sebagai pelabuhan untuk mendirikan pabrik-pabrik mereka.
Contohnya merek Nike tersebut. Seperti yang kita ketahui, merek Nike berasal dari Amerika Serikat. tetapi jika diteliti tag produknya, yang kita jumpai adalah tulisan "made in china", "made in vietnam", bahkan "made in indonesia". Itu berarti merek tersebut memproduksi produknya di negara lain bukan?
Mengapa demikian? Kenapa tidak mendirikan pabrik di negara asalnya? Hal tersebut lantaran upah pekerja di negara berkembang relatif lebih rendah ketimbang negara maju. Hal ini otomatis memangkas biaya produksi yang cukup besar.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh Nike agar biaya produksi dapat ditekan semaksimal mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Namun sayang keuntungan yang besar tersebut tidak berbarengan dengan kesejahteraan pekerja yang berada di Indonesia.
Kok bisa tidak sejahtera? Apa mereka tidak digaji?
Para pekerja di gaji tetapi gaji mereka tidak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka dapatkan.
sebagai contoh untuk satu unit jersey tim nasional Inggris misalnya. Nike membandrolnya dengan harga US$ 150 atau sama dengan Rp. 1.700.000 dengan kurs Rp. 11.xxx . Tapi untuk gaji buruh di Indonesia sebesar 50 cent atau Rp. 5.600 per jam untuk memproduksi jersey tersebut. Sangat menyedihkan bukan?
Mari kita lihat contoh lainnya. Phil Knight selaku ketua dewan direksi dan juga salah satu pendiri Nike inc. memiliki gaji pokok Rp. 28.254.340.000 belum termasuk tunjangan dan lain-lain. jika kita bandingkan dengan gaji buruh Nike di Indonesia, gaji pokok Phil Knight tersebut dapat membayar upah 1400 buruh dalam satu tahun dengan perincian buruh bekerja selama 10 jam perhari, 30 hari perbulan dengan pendapatan Rp. 5600 per jam.
Hal tersebut jelas menuai kecaman dari berbagai lembaga kemanusiaan yang menilai bahwa Nike tidak bisa mensejahterakan para pekerjanya.
Tindakan tersebut jelas bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 4 yang berbunyi :
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Kesimpulan
Dari bacaan diatas saya menyimpulkan bahwa sweatshop tidak etis sebagai mana cara mereka memperlakukan karyawannya. Bahkan pekerja di negara-negara miskin yang diuntungkan karena memiliki pekerjaan baru dan membuat mereka lebih baikpun dirasa masih tidak dihormati haknya sebagai manusia. Sebenarnya jika perusahaan dapat meningkatkan upah mereka, mungkin mereka dapat menghasilkan peningkatan produktivitas sehat dan lebih bahagia untuk bekerja.
Sumber :
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm
http://esotericafra.blogspot.co.id/2009/05/stop-shop-at-sweatshop.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sweatshop
https://dokasg.wordpress.com/2009/08/28/sweat-shop/
http://educatingforjustice.org/
http://bisnis.liputan6.com/read/2035119/nike-dikecam-gara-gara-kasih-upah-rendah-ke-buruh-ri
Rabu, 30 Desember 2015
Jumat, 20 November 2015
Culture Shock Yang Pernah Di Alami
Culture Shock adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan
jaman dan wawasan yang makin berkembang. ini biasanya terjadi pada orang-orang
yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru.
Ada 5 tanda-tanda cultural shock yaitu :
1. Anda terus-terusan
berpikir negatif dan mulai membanding-bandingkan keadaan ditempat baru dengan
kampung halaman Anda, untuk Anda tempat baru Anda tidak lebih bagus dari
kampung halaman Anda, Anda mulai membentuk pencitraan buruk terhadap budaya
baru dan menghakimi banyak orang
2. Anda mulai
frustasi, gampang marah dengan hal-hal kecil, Anda mulai frustasi karena tidak
bisa mengikuti pola hidup disana Anda menjadi malas bergaul dan memilih diam
saja karena merasa tidak PD
3. Anda mulai merasa
sedih dan terasingkan walaupun saat itu Anda sedang berada di tengah-tengah
orang banyak.
4. Anda mulai
kehilangan identitas dan ciri-ciri pribadimu
5. Anda mulai merasa
kurang sehat, Anda jadi sering flu, pilek, demam, diare dan lain sebagainya.
Bila Anda mengalami 5 tanda-tanda cultural
shock jangan panik, tetap jadi diri Anda dan selalu terbuka dengan hal-hal baru
yang Anda temui.
Culture Shock yang pernah saya alami.
Setelah
lulus SMA saya pernah kuliah dibandung, sebelumnya saya tinggal di bogor dan
memiliki cuaca yang cukup panas tidak seperti dibandung yang memilii udara yang
dingin, sehingga saya sering mengalami sakit seperti flu karena perbedaan cuaca
yang cukup berbeda dari pada dibogor yang memiliki cuaca cukup panas.
Tetapi
setelah beberapa lama saya tinggal dibandung badan saya mulai menyesuaikan diri
dengan cuaca yang ada di bandung sehingga saya mulai terbiasa dan sakit flu
mulai berkurang, tetapi ketika saya kembali ke bogor saya mengalami gampang
berkeringat karena cuaca di kota bogor panas.
Selain
itu pada bulan-bulan awal saya tinggal dibandung dan jauh dari keluarga dan
teman-teman saya yang ada dibogor, saya merasa lingkungan baru saya tidak
sesuai dengan harapan saya. Tetapi lama kelamaan saya mulai terbiasa dengan lingkungan baru saya.
Sumber :
http://sevenastrals.blogspot.co.id/2012/10/apa-itu-cultural-shock-dan-5-ciri-tanda.html
mempertahankan budaya indonesia
Pentingnya Mempertahankan Budaya Yang Ada Di Indonesia
Dalam
era globalisasi sekarang ini banyak budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia,
sehingga kita sering kali lupa untuk mempertahankan budaya kita sendiri,
contohnya Reog Ponorogo,dimana yang kita sedang asik mempelajari banyak budaya
asing, tetapi kita lupa untuk mempelajari budaya kita sendiri, sehingga negara
lain yang mengclaim bahwa itu adalah punya mereka, padahal salah kita sendiri
tidak melestarikannya.
Banyak
sekali sekolah-sekolah yang mewajibkan untuk menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa utama, tetapi tidak mewajibkan untuk menggunakan bahasa daerah, bahasa
daerah hanya dijadikan pelajaran sekunder yang hanya digunakan untuk pelengkap,
seharusnya bahasa daerah diwajibkan untuk digunakan minimal seminggu satu kali
dari sekolah hingga perkantoran agar seluruh masyarakat Indonesia lebih
memperhatikan budaya yang ada di Indonesia.
Kita
seharusnya lebih memberikan perhatian lebih terhadap budaya-budaya yang ada di
Indonesia, tidak harus budaya lain kita harus mempertahankan budaya dari daerah
kita sendiri, sehingga jika kita lebih memperhatikan budaya kita sendiri dan
setiap individu-individu di Indonesia memperhatikan budayanya masing-masing
maka kita dapat memperlihatkan pada dunia betapa banyaknya budaya yang ada di
Indonesia.
Banyak
anak muda sekarang yang malu akan budaya dari daerahnya karena dianggap kuno,
sehingga lambat laun budaya di Indonesia akan mati dengan sendirinya karena
kita sendiri tidak memberikan perhatian yang lebih pada budaya yang ada di
Indonesia.
Maka
dari itu jangan salahkan negara lain yang mengclaim budaya yang ada di Indonesia
karena kita sendiri tidak memperhatikan budaya tersebut, keluarga saya masih
menggunakan bahasa dari daerah kami berasal karena selain untuk mempertahankan
budaya yang ada dari daerah tersebut kami juga masih bangga akan budaya dari
daerah kami.
Selasa, 10 November 2015
Unsur - Unsur Kebudayaan
MEMAHAMI 7 UNSUR
KEBUDAYAAN
Budaya
merupakan hasil cipta dari manusia. Setiap budaya yang lahir dimanapun berada
pastinya mengandung unsur - unsur kebudayaan yang bisa dianalitis. Budaya juga
mencerminkan pola dan sikap dari masyarakat sekitar.
Menurut
Koentjaraningrat budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
Sedangkan
menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan
hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup
dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
7 Unsur
Kebudayaan
Kebudayaan
umat manusia mempunyai unsur – unsur yang bersifat universal. Unsur – unsur
kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa – bangsa di dunia.
Berikut
ketujuh unsur kebudayaan tersebut :
·
Bahasa
·
Sistem
pengetahuan
·
Sistem
religi
·
Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial
·
Sistem
peralatan hidup dan teknologi
·
Sistem
mata pencaharian hidup
·
Kesenian
Bahasa
Bahasa
adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi antara yang
satu dengan yang lainnya. Dalam fungsinya bahasa hanya sebagai pengantar saja
dalam proses komunikasi tersebut. Bahasa di setiap wilayah atau daerah atau
bahkan negara memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut sangat kompleks dan unik.
Bahasa
juga hanya dapat dimengerti oleh pengguna tersebut saja. Namun bahasa bisa juga
dipelajari. Pembelajarannya menyangkut tentang keunikan dan kompleksitas dari
bahasa tersebut sehingga proses komunikasi bisa berjalan dengan baik dan
efektif.
Bentuk
bahasa terbagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Sistem
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hal yang terpenting yang mampu membuat manusia bertahan hidup. Dengan
adanya pengetahuan maka kemampuan manusia untuk bertahan hidup semakin bertambah.
Tanpa adanya pengetahuan manusia hanya akan dibimbing oleh naluri saja yang
pada akhirnya tidak akan mampu bertahan lebih lama.
Sistem
pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna,
waktu, ruang dan bilangan, sifat – sifat dan tingkah laku sesame manusia, dan
tubuh manusia.
Sistem Religi
Sistem
religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan
keagamaan yang berhubungan dengan hal – hal suci dan tidak terjangkau oleh
akal. Sistem religi yang meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai dan
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
Sistem
Kemasyarakatan atau Organsisasi Sosial
Sistem
kemasyarakatan merupakan hal yang penting dari struktur sosial. Dengan adanya
sistem tersebut maka bisa mewakili struktur sosial yang dimiliki oleh individu
dari masyarakat yang bersangkutan.
Organisasi
sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Dengan adanya organisasi sosial akan mempermudah tiap individu untuk
mencapai keinginannya yang tidak dapat dilakukan secara sendiri. Sistem
organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosisasi dan perkumpulan, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
Sistem Peralatan
Hidup dan Teknologi
Sistem
peralatan hidup merupakan salah satu hasil dari budaya yang diciptakan oleh
manusia. Diciptakan peralatan oleh manusia merupakan salah satu tujuan untuk
mempermudah memperoleh sesuatu yang diinginkan manusia.
Teknologi
adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu
masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya
dengan pengumpulan bahan – bahan mentah, pemrosesan bahan – bahan tersebut
untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda material.
Unsur
teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat –
alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan,
tempat berlindung dan perumahan serta alat – alat transportasi.
Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Sistem
mata pencaharian hidup juga merupakan unsur kebudayaan. Budaya ini tercipta
dari masyarakat yang berkelompok dan membentuk sebuah sistem ekonomi demi
terpenuhinya kebutuhan hidup sehari – hari.
Sistem
mata pencaharian hidup meliputi berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok
tanam, peternakan, perikanan dan perdagangan.
Kesenian
Kesenian
merupakan hasil budaya yang diciptakan oleh manusia untuk mengagumi keindahan
atau mengutamakan nilai – nilai keindahan. Nilai – nilai keindahan atau
estetika ini merupakan hal yang bisa dinikmati oleh mata dan telinga manusia
atau panca indera manusia. Secara garis besar bentuk kesenian terbagi dalam
tiga garis besar yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Sumber
:
Kamis, 05 November 2015
Kebudayaan Sumatera Barat
Budaya Sumatra
Barat
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau yang membentang dari
Sabang sampai Marauke. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak suku yang
bereagam dan sudah pasti memiliki adat dan budaya yang beragam pula. Saya
sendiri merupakan keturunan padang dan jawa. Namun yang akan saya bahas adalah
kebudayaan dari Sumatra Barat.
Pada
awalnya Kota Padang hanyalah sebuah perkampungan nelayan yang disebut Kampung Batung.
Semenjak kekuasaan diberikan kepada pemerintah Hindia Belanda, kebudayaannya
pun berubah, mulai dari tempat yang tradisional menjadi pasar yang modern.
Akhirnya terdapat perbedaan strata yang membedakan masyarakat pendatang dan
rakyat pribumi. Kemudian terdapat beberapa suku yang berbahasa minangkabau dan
berbeda disetiap daerahnya.
Tradisi adat
(kebudayaan Padang)
Salah
satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan dalam upacara pemakaman masih
dilaksanakan pada salah satu kecamatan di Sumatra Barat. Di beberapa kecamatan
ada yang menyebut tradisi ini dengan nama tradisi Silat Pauh (Silek Pauah).
Selain itu di kota Padang juga terdapat beberapa pantai, salah satunya adalah
Pantai Air Manis. Disana terdapat kisah Malin Kundang.
Kemudian
selanjutnya ada “Tabuik” (Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka
memperingati Asyura, gugurnya Imam Husyain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh
masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatra Barat, khususnya di Kota
Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama
prosesi upacara tersebut. Walaupun awalnya merupakan upacara Syi’ah, akan
tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara
serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.
Makanan Khas
Padang
Dalam
dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran
Padang. Masakan Padang yang terkenal dengan citarasa yang pedas dapat ditemukan
hamper di seluruh penjuru Nusantara, dan dapat ditemukan juga di luar negeri.
Beberapa contoh makanan dari Sumatra Barat yang sangat populer adalah Rendang,
Sate Padang, Dendeng Balado, Ayam Pop, Soto Padang, dan Bubur Kampiun. Selain
itu Sumatra Barat juga memiliki ratusan resep seperti Galamai, Wajik, Kipang Kacang,
Bareh Randang, Dakak-dakak, Rakik Maco, Karupuak Balado dan Karupuak Sanjai.
Makanan ciri khas di Padang untuk dijadikan buah tangan bengkuang dan karupuak
balado.
Rumah adat
Rumah
adat Padang (Sumatra Barat) disebut Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap
tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini
disebabkan oleh orang terdahulu yang datang dari laut hanya tahu bagaimana cara
membuat kapal. Rancangan kapal inilah yang ditiru dalam membuat rumah. Rumah
adat juga tidak memakai paku tapi memakai pasak kayu. Ini disebabkan daerah
Sumatra Barat rawan terhadap gempa, baik vulkanik maupun tektonik. Jika dipasak
dengan kayu setiap ada gempa akan semakin kuat mengikatnya.
Senjata
Tradisional
Senjata
tradisional Padang (Sumatra Barat) adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh
kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai
bagi mempelai pria. Berbagai jenis tombak, pedang panjang dan sumpit juga
dipakai oleh raja-raja Minangkabau dalam menjaga diri mereka.
Organisasi
Sosial
Sistem
sosial masyarakat Padang yang matrilineal, yaitu suatu sistem sosial yang
mengikuti garis keturunan dari pihak ibu. Suatu sistem sosial yang termasuk
langka didunia ini sehingga menarik minat para ahli dan peneliti. Sistem
matrilineal menurut ahli antropologi merupakan suatu sistem sosial masyarakat
tertua yang telah lahir jauh sebelum lahirnya sistem patrilineal yang
berkembang sekarang.
Sistem
ini akan tetap kuat dan berlaku dalam masyarakat Minangkabau sampai sekarang,
dia tidak akan mengalami evolusi, sehingga menjadi sistem patrilineal. Sistem
ini menjadi langgeng dan mapan karena sistem ini memang sejiwa dengan adat
Minangkabau yang universal, yang meliputi seluruh segi kehidupan manusia, baik
kehidupan secara individu maupun kehidupan bermasyarakat.
Sistem
kekerabatan di Padang (Minangkabau) adalah sebagai berikut :
1.
Keturunan
dihitung menurut garis ibu
2.
Suku
dibentuk menurut garis ibu
3.
Pembalasan
dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku
4.
Kekuasaan
di dalam suku, menurut teori terletak di tangan ibu tetapi jarang dipergunakan
5.
Tiap-tiap
orang diharuskan kawin dengan orang luar suku
6.
Yang
sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya
7.
Perkawinan
bersifat matrilokal yaitu suami mengunjungi rumah istri
Garis
keturunan dan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi inti dari sistem
kekerabatan matrilineal ini adalah “paruik”. Setelah masuk islam di Minangkabau
disebut kaum. Kelompok sosial lainnya yang merupakan pecahan dari paruik adalah
“jurai”.
Interaksi
sosial yang terjadi antara seseorang, atau seseorang dengan kelompoknya, secara
umum dapat dilihat pada sebuah kaum. Pada masa dahulu mereka pada mulanya
tinggal dalam sebuah rumah gadang. Bahkan pada masa dahulu didiami oleh
berpuluh-puluh orang. Ikatan batin sesama anggota kaum besar sekali dan hal ini
bukan hanya didasarkan atas pertalian darah saja, tetapi juga di luar faktor
tersebut ikut mendukungnya.
Beberapa
hal yang perlu dikemukakan yang berkaitan dengan perkawinan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Inisiatif
datang dari pihak keluarga perempuan
2.
Calon
menantu cenderung dicari hubungan keluarga terdekat
3.
Setelah
perkawinan suami tinggal di rumah isteri
Tali
keakraban antara keluarga istri dengan keluarga gadang suami setelah perkawinan
dan juga sebaliknya.
Sistem Religi
Mayoritas
penduduk Sumatra Barat beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama
Kristen di Kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha yang pada umumnya adalah
para pendatang.
Bagaimana Cara
Melestarikannya
Melestarikan
budaya dapat kita mulai dari keluarga sendiri yang merupakan kelompok terkecil
dalam masyarakat. Didalam keluarga pasti kita sering menggunakan bahasa daerah
asal kita, dan secara tidak langsung kita telah melestarikan budaya yang kita
miliki. Selanjutnya Padang terkenal dengan makanan yang memiliki rasa pedas
yang khas. Dengan mengkonsumsinya saja kita sudah melestarikannya. Itulah
beberapa contoh cara melestarikan budaya yang dimiliki. Dan yang harus diingat
adalah, dari manapun asal kita budaya yang kita miliki ini harus kita jaga
dengan baik, jangan sampai ditinggalkan apa lagi terlupakan. Karena budaya
merupakan warisan yang tidak ternilai harganya.
Sumber
:
https://stamalia.wordpress.com/2013/12/07/kota-padang-dan-kebudayaannya/
Pengaruh Kebudayaan Jepang di Indonesia
Pengaruh Kebudayaan Jepang di Indonesia
Bidang kebudayaan Jepang sebagai
Negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara
Jepang adalah kebiasaan menghormat kearah matahari terbit (Seikeirei). Tradisi
Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud
penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matahari. Penghormatan Seikeirei ini,
biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo). Tidak semua
rakyat Indonesia dapat menerima kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama.
Penerapan Seikerei ini ditentang umat Islam. Salah satunya perlawanan yang
dilakukan KH. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah Jawa
Barat. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Singaparna.
Pengaruh Jepang dibidang kebudayaan
lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk
propa-ganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang popular pada
jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku “Sang Pejuang dalam Gejolak
Sejarah” menulis “kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat
merintangi kemajuan kita, mulai berkurang”.
Pada masa pendudukan Jepang, bahasa
Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda
tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang
berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat
kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar. Serta berkembangnya
tradisi kerja bakti secara missal melalui kinrohosi/ tradisi kebaktian didalam
masyarakat Indonesia. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam
mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan kemiliterannya melalui semangat
Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat anda ketahui dari analisa aspek
militer).
Bangsa kita yang telah
bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu ‘nun inggih’ kini
telah berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri
dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah
mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada
bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar
mengisafinya.
Untuk anak-anak sekolah diberikan
latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso,
sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira kebiasaan sehari-hari
yang tertentu (misalnya senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para pegawai
atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula menyanyi-kan
lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaan yang diwariskan
Jepang kepada bangsa Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, seluruh
media komunikasi dikendalikan oleh pemerintah militer sehingga sebagian besar tulisan
sastra diperuntukan bagi kepentingan penguasa. Kendati mengundang unsure-unsur
semangat patriotism dan semangat kerja keras, tetapi semuanya diperuntukan bagi
pemujaan terhadap Dai Nippon. Didirikan pusat kebudayaan yang bernama Keimin
Bunka Shidosho di Jakarta pada tanggal 1 April 1943. Melalui pusat kebudayaan
ini, pemerintah Jepang hendak menanamkan dan menyebarluaskan seni budaya
Jepang.
Dalam bidang kebudayaan Jepang telah
memaksakan unsure-unsur kebudayaan (Japonisasi) untuk menggantikan kebudayaan
Barat. Disatu sisi ada positifnya, yaitu perkembangan bahasa dan sastra
Indonesia diberi kesempatan untuk berkembang melalui Seikeirei, Kinrohosi dan
penggunaan bahasa Jepang. Khusus pada bidang pendidikan penggunaan bahasa
Jepang dan Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran.
Kesimpulan
dampak positif di Bidang Kebudayaan :
1.
Bahasa
Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa pengantar.
2.
Bahasa
Belanda dilarang digunakan.
3.
Pengaruh
Jepang dalam kebudayaan terlihat dalam lagu, film dan drama sebagai alat
propaganda mereka.
4.
Terbit
Koran berbahasa Jepang dan Bahasa Indonesia.
5.
Film
dengan bahasa Belanda dilarang.
6.
Diberlakukan
tradisi Seikeirei.
7.
Berkembangnya
tradisi kerja bakti secara missal melalui Kinrohosi/ tradisi kebaktian didalam
masyarakat Indonesia.
8.
Anak-anak
sekolah diberikan latihan olahraga Taiso yang baik untuk kesehatan mereka.
9.
Setiap
pagi hari bagi anak-anak sekolah maupun para pegawai wajib untuk menghormati
bendera (merah putih) dan menyanyikan lagu kebangsaan nasional.
10. Digunakannya
nama-nama berbau Barat yang diindonesiakan, seperti Java menjadi Jawa, Batavia
menjadi Betawi, MeesterCornelis menjadi Jatinegara, Buitenzorg menjadi Bogor,
Preanger menjadi Priangan.
Pendapat
pribadi :
Jepang sebagai Negara fasis selalu
berusaha menanamkan kebudayaannya. Hal ini semakin terlihat dengan
berkembangnya teknologi yang ada dengan Jepang sebagai salah satu Negara
terbesar pencipta teknologi. Meski dipandang banyak memberikan banyak manfaat,
perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal
ditinggalkan. Salah satu contohnya adalah mulai tergantikannya permainan
tradisional oleh permainan yang lebih modern. Anak-anak kecil lebih memilih
permainan modern seperti Playstation, Nintendo, dan masih banyak lagi. Padahal permainan
tradisional memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan permainan
modern. Masuknya budaya tersebut tidak disaring oleh masyarakat sehingga
menciptakan suatu budaya baru dan diterima secara mentah.
Sumber
:
https://wilda007physics.wordpress.com/2013/12/27/pengaruh-kebudayaan-jepang-di-indonesia/
Kebudayaan Asing Yang Ada di Indonesia
Apa Itu Rave
Party
Rave
party atau pesta rave adalah kebudayaan baru yang pertama kali muncul pada
pertengahan 1980-an di Amerika Serikat, tepatnya di Chicago. Ternyata, istilah
‘rave’ merupakan singkatan dari Radical Audio Visual Experience. Rave adalah
pesta semalam suntuk yang biasanya diiringi music berirama cepat (house music)
dan pertunjukan lampu. Pesta ini digolongkan sebagai pesta liar yang
orang-orangnya disebut dengan Raver. Orang-orang yang terlibat dalam pesta ini
adalah anak-anak muda kalangan atas.
Awalnya
pesta Rave digambarkan sebagai suasana pesta di Ibiza, sebuah pulau di Laut
Tengah Spanyol. Pesta dansa ini dicitrakan indentik dengan unsur seks dan
kriminal. Sebab itu, penyelenggaraan pesta Rave selalu sembunyi-sembunyi
sebelum menggelar acara. Hal ini dilakukan dengan tujuan menghindari polisi
agar kegiatan kriminal dan seks mereka tidak tercium polisi atau laporan
tetangga yang merasa terganggu.
Para
Raver mendapat kabar rencana pesta dari mulut ke mulut, pesan singkat, atau
pamflet yang disebar secara rahasia. Bahkan, tempat yang dipilih harus bebas
gangguan karena pesta Rave biasanya digelar hamper 10 jam.
Tak
ada aturan khusus yang diwajibkan untuk menjadi seorang Raver. Gaya dan tarian
para Raver pun beragam dari yang sederhana hingga paling rumit seperti jump
style, Melbourne shuffle, atau tecktonic. Setelah sukses dipopulerkan warga
Chicago, pesta ini mulai merambah negara lain seperti Inggris, Eropa Tengah,
Australia, termasuk juga Indonesia.
Layaknya
sebuah konser, Rave party kini tengah menjadi tren seiring perkembangan
industri musik EDM (Electronic Dance Music) yang sedang populer. Sekarang pesta
musik ini tidak hanya hiburan outdoor yang
diiringi hentakan musik oleh DJ atau Disc Jockey ternama. Rave party telah
menjadi bagian dari budaya, tempat di mana semua orang bisa berkumpul dan
merasakan keceriaan bersama-sama. Pesta ini tak lagi dicap negatif, namun sudah
menjadi bagian dari budaya musik. Pengunjung pesta ini pun semakin ramai. Hal
ini sudah mewabah di Indonesia. Puncaknya terjadi pada 2012 dimana banyak
festival Rave party digelar di berbagai negara.
Pendapat
pribadi :
Satu
lagi kebudayaan yang ditelan mentah-mentah oleh generasi muda Indonesia. Mereka
tidak lagi memperdulikan adat istiadat yang ada. Seperti mengenakan pakaian
yang serba terbuka, meminum minuman keras dan berbagai kegiatan lain yang dapat
membuat mereka “high” sampai acara selesai. Mereka melakukan itu semua seakan
tidak ingat norma dan kebudayaan yang telah ada, seakan-akan budaya ini tidak
memiliki unsur negatif didalamnya. Keadaan ini diperparah dengan banyaknya
promotor yang tertarik mengadakan acara-acara sejenis karena diminati oleh
ribuan anak muda di Indonesia. Sebuah budaya yang sangat bertolak belakang
dengan budaya Indonesia, dan seakan-akan tidak ada yang bisa untuk menolak dan
menghentikannya, ironis sekali.
Sumber
:
http://ciricara.com/2015/04/30/apa-itu-rave-party/
Rabu, 04 November 2015
Tulisan 2 Perilaku Konsumen
PIALA PRESIDEN
VS ASAP RIAU
Minggu, 18
Oktober 2015 21:33 WIB
Hadapi Final
Piala Presiden Jakarta Siaga 1, Warga Riau Merasa Kecewa
PEKANBARU,
DELIKRIAU – Mengatisipasi saat pertandingan final Piala Presiden, mala ini,
Polda Metro Jaya memberlakukan status siaga 1 dengan mengerahkan puluhan ribu
aparat keamanan. Sikap pihak kepolisian ini kontan menimbulkan reaksi negatif
masyarakat Sumatera dan Kalimantan yang hingga kini masih berjuang melawan
asap.
Tak
heran jika kemudian meme sindiran pun muncul di media sosial yang membandingkan
status Jakarta dengan status kabut asap yang telah membuat rakyat Sumatera dan
Kalimantan sengsara.
“Jadi
semakin tinggi jabatanmu! Bukan untuk menyepelekan masyarakat yang ada
dibawahmu! Pertandingan BOLA bisa siaga 1, kami menghirup oksigen gratis yang
diberikan tuhan kau biarkan terkontaminasi.” Kritik netizen Pekanbaru, Harini.
Kekesalan
lain juga diungkapkan Azizon atas respon berlebihan pihak negara untuk
mengamankan pertandingan sepak bola antar kampong tersebut. Bahkan Azizon
sampai membuat puisi yang berjudul “KAU ANGGAP APA KAMI INI, HOI “JAKARTA”?
Netizen
lain, Fakhrurozi pun mendoakan agar asap menyerbu Jakarta agar Presiden dan
pejabat negara ikut merasakan derita warga Sumatera dan Kalimantan. “Semoga
saja tuhan berkehendak dan memindahkan asap Sumatera dan Kalimantan ke Jakarta
dan Jawa. Mari kita sama nikmati ya”.
Wali
Kota Bandung Riwan Kamil sempat menyindir persiapan menyambut final Piala
Presiden 2015 ini seperti akan menyambut perang. “saya kalau boleh minta, Pak
Kapolda, kalau bisa jangan setiap tahun seperti ini. Kita seperti akan
menghadapi perang saja. Padahal, ini sepak bola, seharusnya dihadapi dengan
kegembiraan, bukan dengan ketakutan,” ujarnya.(sab@)
Tanggapan
pribadi
Seperti
yang sudah kita ketahui, ramai diperbincangkan masalah final Piala Presiden dan
juga kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.
Hal tersebut mengundang reaksi negatif semua masyarakat Indonesia terutama masyarakat
Sumatera dan Kalimantan terhadap kinerja
pemerintah dalam menanggapi peristiwa tersebut.
Untuk
menanggapi kedua masalah diatas, sebaiknya kita tidak terburu-buru untuk
langsung menghujat kinerja pemerintah yang terkesan cuek-cuek saja terhadap
peristiwa yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Mari kita telaah sedikit
apakah pemerintah memang patut disalahkan.
Pertama
saya melihat kasus final Piala Presiden. Apakah memang perlu memberlakukan
siaga satu? Karena menurut bapak Walikota Bandung bapak Ridwan Kamil, “seperti
kita akan menghadapi perang saja.”. Terlebih lagi biaya yang dikeluarkan
tidaklah murah. Seperti yang dikutip bolaliga.org, biaya yang dikeluarkan untuk
mengamankan acara tersebut diperkirakan lebih dari 5 milyar. Sungguh nominal
yang fantastis bagi sebuah keamanan turnamen sepakbola dalam negeri.
Berikutnya
mari melihat kasus kabut asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Seperti
kita ketahui, kabut asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan merupakan
kejadian musiman. Karena musiman, sudah pasti kebakaran tersebut terjadi
berulang-ulang. Belum lagi peristiwa tersebut melibatkan beberapa perkebunan
kelapa sawit di Sumatera yang merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit
terbesar di Indonesia. Apakah hal tersebut tidak terasa janggal? Kok bisa?
Menurut beberapa sumber kejadian tersebut melibatkan peran perusahaan kelapa
sawit sebagai cara untuk “buka lahan”. Hal tersebut jelas illegal dan dapat
dijerat hukuman sesuai UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dari
kedua kasus diatas, dapat saya simpulkan bahwa pertama, pemerintah perlu untuk
mengamankan jalannya final Piala Presiden untuk mengamankan kemungkinan hal terburuk
yang akan terjadi. Tetapi, tindakan tersebut sangat berlebihan dan rasanya
tidak perlu. Mungkin dana yang berlebihan itu dapat dialokasikan untuk membantu
para korban bencana kabut asap yang melanda sumatera dan Kalimantan.
Kedua, seharusnya pemerintah bertindak tegas dan lugas dalam menindak lanjuti perusahaan-perusahaan yang terbukti bersalah yang mengakibatkan menjalarnya titik api di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan agar tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat.
Kedua, seharusnya pemerintah bertindak tegas dan lugas dalam menindak lanjuti perusahaan-perusahaan yang terbukti bersalah yang mengakibatkan menjalarnya titik api di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan agar tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat.
Marilah
kita saling membantu untuk menyelesaikan masalah yang sedang melanda Indonesia.
Jangan berpikir sebelah mata, buka mata lebar-lebar, saling membantu dan jangan
saling menjatuhkan.
Sumber:
http://bolaliga.org/fantastisbiaya-keamanan-final-piala-presiden-diperkirakan-lebih-dari-5-milyar/
http://news.okezone.com/read/2015/10/09/337/1229136/korporasi-aktor-utama-penyebab-bencana-kabut-asap
Tugas 6 Perilaku Konsumen
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memutuskan Pembelian
Keputusan
pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen
merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif
penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen
dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan
diambil selanjutnya.
Struktur yang
mencakup beberapa komponen dari kompulan sejumlah keputusan konsumen
1.
Keputusan
tentang jenis produk
2.
Keputusan
tentang bentuk produk
3.
Keputusan
tentang merek
4.
Keputusan
tentang penjualnya
5.
Keputusan
tentang jumlah produk
6.
Keputusan
tentang waktu pembelian
7.
Keputusan
tentang cara pembayaran
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
1.
Faktor
budaya
Budaya,
sub budaya dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan, dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh
akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contohnya pada anak-anak yang
dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai
berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,
individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Masing-masing
sub-budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi
dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam
bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas sosial tidak
hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan,
perilaku dalam berbusana, cara berbicara,rekreasi dan lain-lainnya.
2.
Faktor
sosial
a.
Kelompok
acuan
Kelompok
acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok uang
dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok
keanggotaan. Yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara
langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota
dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang
informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri
dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut
sebagai kelompok keanggotaan.
b.
Keluarga
Dalam
sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas. Keluarga jenis
ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan
orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan
cinta. Kedua keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal engan keluarga prokreasi.
c.
Peran
dan status
Hal
selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku
pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin
tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula
status mereka dalam organisasi tersebut secara langsung dapat berdampak pada
perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya
memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,
begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan
akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal
dibandingkan dengan merek lainnya.
3.
Pribadi
Keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep-diri pembeli.
a.
Usia
dan siklus hidup keluarga
Orang
membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap
kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b.
Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya.
Contohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan
dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah.
Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan
ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan,
utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c.
Gaya
hidup
Gaya
hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam
aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan
pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin
munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
d.
Kepribadian
Setiap
orang memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian yang berbeda-beda yang
dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri
bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan
kemampuan beradaptasi.
4.
Psikologis
Faktor
ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a.
Motivasi
Seseorang
memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan
tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa
ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat
psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika
seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan
nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain
yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut
yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.
b.
Persepsi
Seseorang
yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan
seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi
tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan sebuah gambaran. Persepsi tidak hanya bergantung pada
rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran
meliputi perubagan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli
pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja
antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori
pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangun
permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat,
menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif
karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.
d.
Keyakinan
dan sikap
Melalui
bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keyakinan dapat diartikan sebagai
gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang
produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain
keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah
evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau
gagasan tertentu.
Sumber
:
Langganan:
Postingan (Atom)