Seperti
kita ketahui bangsa Indonesia merupakan bangsa yang konsumtif. Maka dari itu,
banyak negara asing menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk memasarkan produk
mereka. Hal ini wajar adanya karena barang yang dipasarkan di Indonesia kebanyakan
mendapatkan respon yang positif dari konsumen di Indonesia.
Terbukti
dengan menjamurnya barang-barang impor di Indonesia. Tidak hanya barang-barang
mewah saja yang di impor dari luar negeri, barang-barang primer pun banyak yang
diimpor dari luar negeri. Tidak hanya
menjamur, namun barang-barang tersebut laku di pasaran. Menurut data dari BPS
(Badan Pusat Statistik) impor nonmigas Januari 2014 sebesar US$11,36 miliar,
naik 1,13 persen disbanding Desember 2013.
Dengan
menawarkan harga yang relatif terjangkau, masyarakat Indonesia dimanjakan
dengan adanya barang-barang impor. Hal ini tentu saja menyebabkan masyarakat Indonesia
lebih memilih untuk membeli atau mengkonsumsi barang-barang impor daripada
barang-barang buatan Indonesia.
Pola
konsumsi masyarakat Indonesia saat ini dikatakan sebagai alat penopang
pertumbuhan ekonomi. Indonesia patut merasa senang dengan prestasi ini. Banyak perusahaan
asing berinvestasi dan memiliki ekspektasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia di masa mendatang. Namun disisi lain, perilaku konsumtif ini
berpeluang besar membawa Indonesia pada keterpurukan akibat impor berlebih,
pada akhirnya apabila jumlah impor tidak terkendali, akan terjadi perlambatan
ekonomi dan tidak menutup kemungkinan PDB akan menurun drastis. Cara-cara yang
dilakukan pemerintah sejauh ini untuk menekan impor belum memberikan hasil yang
signifikan, malah sebaliknya.
Masyarakat
Indonesia konsumtif, tentunya ada pihak-pihak yang senang karena merasa
diuntungkan seperti para importir, ada juga pihak-pihak yang merasa sedih
karena merasakan dampaknya seperti pengusaha kecil yang belum mampu bersaing
dengan harga barang impor. Pemerintah sebagai pengambil keputusan dan kebijakan
yang seharusnya pro rakyat, malah terkesan mematikan potensi rakyat kecil.
Masyarakat
yang konsumtif ditambah dengan sebagian besar produk dalam negeri yang belum
mampu bersaing dengan produk luar, membuat Indonesia akan semakin terpuruk. Barang
dan jasa dari luar negeri akan semakin banyak beredar di Indonesia, sementara
pendapatan per kapita meningkat sehingga daya beli masyarakat semakin tinggi
terhadap produk luar tersebut dan produk dalam negeri akan tergusur perlahan.
Hal yang
seharusnya dilakukan bukannya menjelek-jelekan produk Indonesia, tetapi bangga
menggunakan dan mengkonsumsinya. Jika ada yang kurang dengan produk Indonesia,
bukan mencibir saja, namun buatlah inovasi dan memberikan solusi supaya produk Indonesia
lebih baik lagi. Apabila bangsa Indonesia bisa menghargai dan bangga terhadap
produk dalam negeri, bangsa lain pun akan bangga dan mengapresiasi.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar